Selasa, 06 Maret 2012

Kisah Kucing 2

 Hari ini, Si Kucing merasa hidup bahagia di rumah sang gadis. Gadis itu selalu mengajak si pus kemanapun ia pergi. Terkadang, jika orang tuanya ingin pergi jalan-jalan, si  kucing tak lupa di ajak bersama si gadis. Meski awalnya stress, lama-kelamaan, si puss bisa menerima. Asalkan ada gadis itu disamping dirinya, dia tak merasa keberatan. Asal membuat si gadis senang dan nyaman.

 Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Sekarang sudah 5 tahun lamanya. Si puss tetap bersama si gadis. Si puss sekarang sudah besar. Sudah bisa keluyuran kemana-mana. Tapi, si puss tetap kembali lagi. Si puss tak mau kehilangan si gadis. Meskipun sudah tua pun, si kucing ingin selalu di sisi si gadis.

 Si gadis kini berusia 17 tahun. Ia kini sudah harus berjuang untuk lulus SMA. Ia harus berusaha keras untuk lulus dengan predikat terbaik. Si gadis ingin masuk kuliah kedokteran. Karena, Ia senang mengobati dan menyembuhkan orang lain. Maka dari itu, dia harus belajar dari sekarang. Si puss seakan memberi semangat dari dalam hati dan do'a tiada henti. Demi si gadis senang, si puss rela melakukan apa saja.

 Hari demi hari berlalu. Si puss seakan terlihat makin kurus. Si gadis terlalu berjuang keras, sehingga si puss lupa diberi makan. Dalam hatinya, si puss menangis dan mengingat kejadiannya dulu saat terbilang masih bayi. "Apa aku akan seperti dulu? Oh Ya Tuhanku, aku mohon, berikan aku takdir yang indah bersama majikanku. Aku tak ingin seperti dahulu. Aku tak ingin mati kelaparan." Kucing bergumam. Namun, rasa laparnya kini semakin menjadi jadi. Ia berusaha mengeong, namun si gadis tak menggubrisnya.

 Ibu si gadis melihat perut kucingnya yang kian hari makin menciut. Akhirnya, giliran sang ibu yang memberi makan si puss. Meskipun tidak rutin karena harus pulang kerja. Sedangkan melihat si anak yang belajar keras setiap hari. Lama kelamaan, si puss lebih memilih si Ibu dari sang gadis. Kini sang gadis dianggapnya bukan siapa-siapa. Karena si gadis tak lagi mengurusi si kucing lantaran ujian makin dekat. Padahal dulu, saat ia akan lulus SMP, Ia selalu memperhatikan si puss. Meskipun sudah ujian. Namun sekarang? Dianggapnya telah lupa pada dirinya.

 ...
ujian telah tiba
...
 Si gadis mengerjakan soal dengan giat. Ia menuntaskan semua soal. Dianggapnya, soal itu sangatlah mudah. Ia menggunakan otak dan ingatannya untuk mengerjakan soal itu.

...
ujian selesai
...
 Sekarang ujian telah selesai. Si gadis menunggu hasilnya. Ia berharap mendapat nilai terbaik. Dan benar saja, apa yang diharapkannya terwujud. Ia mendapat peringkat tertinggi di sekolah. Ia menuntaskan semuanya dengan nilai 5 ujian bernilai 10,00 dan 1 ujian bernilai 9,80. Ia bangga dan bahagia. Ia membanggakan orang tuanya, dan Ia yakin, pasti mendapat universitas kedokteran. Favoritnya.

 Ia kembali ke rumah dengan bangga. Ia menghampiri si kucing. Biasanya si kucing yang menyambut dirinya, namun tampaknya, tak pernah kelihatan lagi. Ia hanya duduk diam dibelai oleh si gadis. Melihat ini, si gadis bingung tak tahu. Sementara saat ibunya datang, si kucing menyambutnya dengan bangga. Si gadis tak paham. Kini si puss telah berlain hati. Ia berlari ke kamarnya dengan kecewa hati.

 Oh puss, kenapa kamu berubah? Apa salahku? Apakah aku cuek terhadapmu? Ia menangis. Saat ibunya datang, si gadis mencoba menceritakan kejadian yang dialaminya kepada si puss. Ibu paham. "mungkin kamu terlalu sering mengacuhkannya saat kamu belajar. Kamu tak memberi makan lagi. Perut si kucing telah ciut, melihat itu, ibu yang memberi makan. Mungkin kamu harus mengulanginya dari awal lagi" tutur si Ibu.

 Si gadis mencoba memberi kasih yang lembut keesokan harinya. Seluruh perhatiannya hanya memusat pada si kucing. Ia memberi makan, mengajak jalan-jalan, mengajak ngobrol, dan mengajak tidur bersama. Lama kelamaan, si puss telah kembali seperti semula. Ia bisa menyambut si kucing dengan gembira,begitu sebaliknya. Si puss kini mendapat kebahagiaan kembali meskipun penantian yang sangat lama.

 Kini si gadis berjanji, apapun yang terjadi, Ia ingin selalu membawa kucingnya saat bekerja di kantor, Ia ingin selalu ditemani si puss. Ia juga ingin, cepat menikah hingga si puss bisa berteman dengan teman barunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar